Kabupaten Kuningan disebut sebagai daerah prospek penghasil minyak nilam (salah satu jenis minyak atsiri), dan merupakan daerah penghasil nilam terbesar di Jawa Barat sehingga butuh perhatian serius dari pemerintah dalam mengembangkannya.
Berdasarkan data yang diperoleh Harian Ekonomi Neraca dari Dinas Perindustrian dan Perdaganga-n, Senin (22/10), setiap tahun Kuningan menghasilkan sebanyak 6 ton minyak nilam yang diekspor ke India, Perancis dan Amerika. Mereka menggunakan minyak nilam tersebut untuk berbagai jenis kebutuhan, baik industri parfum, farmasi maupun kebutuhan industri dasar lainnya.
Senin, 22 Oktober 2012
Penghasil Nilam Terbesar di Jawa Barat
Diposting oleh
peluang usaha
di
17.26
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Minggu, 21 Oktober 2012
Industri Kreatif Tumbuh 6,1 Persen
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi pasar produk kreatif sepanjang tahun ini bisa tumbuh 6.1 persen dengan nilai transaksi Rp 166,6 triliun."Tahun lalu kita menikmati Rp 157 triliun dari industri kreatif," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif Sapta Nirwandar pada acara pemeran pariwisata, akhir pekan lalu.
Kementerian mencatat industri kreatif berkontribusi sekitar 7 persen dari total produk domestik bruto tahun lalu yang mencapai Rp 2,13 kuadriliun (Rp 2.130 triliun). Kontribusi tersebut menempatkan sektor ekonomi kreatif berada di urutan ketujuh setelah industri (22 persen),
Kementerian mencatat industri kreatif berkontribusi sekitar 7 persen dari total produk domestik bruto tahun lalu yang mencapai Rp 2,13 kuadriliun (Rp 2.130 triliun). Kontribusi tersebut menempatkan sektor ekonomi kreatif berada di urutan ketujuh setelah industri (22 persen),
Diposting oleh
peluang usaha
di
17.16
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
artikel,
industri kreatif
Kamis, 18 Oktober 2012
Harga Turun, Keuntungan Petani Sawit Makin Minim
Anjloknya harga minyak sawit mentah atau crude paha oil (CPO) di pasar internasional mulai berdampak pada petani sawit rakyat Jika pada awal 2012, petani sawit rakyat di Riau masih bisa menikmati harga tandan buah segar (TBS) mencapai Rp 1.900 per kilogram (kg). saat ini anjlok menjadi Rp 1.270 per kg di tingkat pabrik.
Setiono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek PIR) Riau, mengatakan, rendahnya harga jual TBS di pabrik pengolahan membuat keuntungan yang didapat petani semakin minim. Dia bilang, biaya produksi yang harus ditanggung petani mencapai Rp 600-Rp 800 per kg. Dia mencontohkan, , beban angkutan ke pabrik pengolahan mencapai Rp 100 per kg, biaya panen sebesar Rp 100 per kg, dan pemupukan sebesar Rp 300 per kg.
Setiono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek PIR) Riau, mengatakan, rendahnya harga jual TBS di pabrik pengolahan membuat keuntungan yang didapat petani semakin minim. Dia bilang, biaya produksi yang harus ditanggung petani mencapai Rp 600-Rp 800 per kg. Dia mencontohkan, , beban angkutan ke pabrik pengolahan mencapai Rp 100 per kg, biaya panen sebesar Rp 100 per kg, dan pemupukan sebesar Rp 300 per kg.
Diposting oleh
peluang usaha
di
17.06
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
perkebunan,
pertanian
Rabu, 17 Oktober 2012
Kredit UM KM Sultra Tumbuh 20,1%
Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 20,1%. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kendari Dian Nugraha mengatakan pertumbuhan itu mencerminkan bahwa masih minimnya pembiayaan perbankan terhadap UMKM.
"UMKM ini merupakan kategori usaha yang dominan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa 85%," katanya.
Menurutnya, pangsa kredit usaha kecil mikro menengah di Sultra hanya mencapai 32,39% dari kredit perbankan. "Kelompok UMKM memang memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri dalam pengembangannya," katanya.
"UMKM ini merupakan kategori usaha yang dominan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa 85%," katanya.
Menurutnya, pangsa kredit usaha kecil mikro menengah di Sultra hanya mencapai 32,39% dari kredit perbankan. "Kelompok UMKM memang memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri dalam pengembangannya," katanya.
Diposting oleh
peluang usaha
di
16.13
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook