Senin, 22 Oktober 2012

Penghasil Nilam Terbesar di Jawa Barat

Kabupaten Kuningan disebut sebagai daerah prospek penghasil minyak nilam (salah satu jenis minyak atsiri), dan merupakan daerah penghasil nilam terbesar di Jawa Barat sehingga butuh perhatian serius dari pemerintah dalam mengembangkannya.

Berdasarkan data yang diperoleh Harian Ekonomi Neraca dari Dinas Perindustrian dan Perdaganga-n, Senin (22/10), setiap tahun Kuningan menghasilkan sebanyak 6 ton minyak nilam yang diekspor ke India, Perancis dan Amerika. Mereka menggunakan minyak nilam tersebut untuk berbagai jenis kebutuhan, baik industri parfum, farmasi maupun kebutuhan industri dasar lainnya.


Akan tetapi dalam perjalanan usahanya, harga minyak nilam sempat terpuruk sehingga mengancam kestabilan industri. Dari harga yang cukup menggiurkan petani \akiu menembus Rp ljuta perkg pada tahun 199-1, namun pada tahun 1998 turun drastis ke harga Rp 180.000 perkg.

Tidak hanya petani, kalangan pemerintah dalam hal ini Disperindag ketar-ketir karena dipinla petani untuk bisa memfasilitasinya. Akhirnya sekitar tiga tahun yang lalu, Disperindag bersama pengusaha membentuk program kultiva yang bertujuan untuk membackup petani dari hulu hingga hilir, dengan bantuan pemerintah pusat.

Dari program tersebut pula menjadikan pasar minyak nilam bergairah kembali dan kini harganya bisa stabil sekitar Rp 250.000 perkg. "Harga tersebut merupakan tetap sesuai perjanjian antara pengusaha nilam dengan pihak agen. Kendati harga pasaran sedang turun, agen tetap membelinya dengan harga segitu," ujar Erwin Irawan, Kabid Perdagangan.

Sementara itu, dari dala Dirjen P2NP Kementrian Pertanian, jika Kuningan merupakan penghasil nilam terbesar di lawa Barat, dan menurut penelitian Dirjen P2NP, 90 persen kebutuhan minyak nilam dunia temy-ata dipasok dari Indonesia. "Ini mengisyaratkan jika kedepannya bisnis minyak nilam memiliki prospek yang sangat cerah, apalagi saat ini substitusi untuk essential oil yang bersifat pengikat dalam industri parfum atau kosmetik belum berkembang," tambah Erwin,

Melihat prospek seperti itu, perlu upaya yang lebih profesional dari semua pelaku usaha dan pemerintah. Pemerintah daerah juga harus ikut mendukung terutama dalam masalah market dan permodalan yang perlu dikembangkan kepada, petani nilam itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar